Surabaya...
oh Surabaya...
Kota kenangan takkan terlupakan...
Sebait lirik
lagu yang ditenarkan Dara Puspita seakan mengukuhkan bahwa Kota Surabaya memang
membuat orang yang pernah mengunjunginya tak mampu untuk melupakan begitu saja.
Salahsatu
yang berkesan dari Kota Nomer 2 terbesar di Indonesia, yakni dibalik hiruk pikuk kota Metropolis ini menyimpan
begitu selarasnya sektor usaha dengan ditopang keberagaman etnis, suku, budaya dan
bahasa yang mewarnainya.
Sebagaimana yang diketahui bahwa di beberapa wilayah Surabaya
menjadi sentra usaha yang mayoritas digerakkan oleh Suku atau Etnis tertentu
tersebar menjadi daya tarik kota ini, salah satunya di belahan Utara Surabaya
tepatnya di Wilayah Ampel dan sekitarnya. Sekilas jika kita mengamati
berderetnya Toko dan Kuliner yang tersebar di daerah ini membuat kita
terkesima, aroma Timur Tengah menghiasi
Kita berlanjut menengok di wilayah Pecinan, wilayah tertua di Surabaya yakni
Kembang Jepun dan sekitarnya. Menempati pusat Surabaya menjadikan wilayah
Sentra Bisnis ini menjadi salahsatu nafas pusat perdagangan grosir, jajaran
toko Alat tulis, kantor, toko mesin
diesel, bank, tekstil, fashion, semua ada di sini. Pelaku bisnis di wilayah ini
mayoritas etnis Tionghoa. Lagi-lagi Surabaya menjadi kota yang ramah menerima budaya Tionghoa yang sangat kental disini.
Bermacam budaya
Tionghoa beserta atribut yang diusungnya
banyak tersebar di Wilayah ini, dari klenteng Tua Hong Tiek Hian yang terletak
di Jalan Dukuh hingga dengan pelaku bisnis yang dapat hidup harmonis bersama masyarakat
lokal menjadi saksi bagaimana Surabaya menjadi kota yang ramah dalam keberagaman
budaya, agama dan bahasa.
Sejarah panjang mengiringi
Kembang Jepun atau yang biasa disebut Kya-Kya (jalan-jalan), dahulunya sepanjang
jalan ini memang telah menjadi pasar malam dengan deretan kios-kios penjaja kuliner
khas Tionghoa dan Surabaya hingga kini kawasan ini tetap menjadi salahsatu
nafas bisnis Kota Surabaya.
Membelah kota Surabaya seakan
tiada bosan-bosannya, di wilayah Timur Surabaya juga terdapat nafas bisnis yang
ikut meramaikan Kota ini yakni di wilayah Kenjeran, Kedung Cowek, Bulak. Salahsatu suku mendominasi wilayah ini Yakni suku Madura. Berbagai macam kuliner dan
pola hidup khas suku ini dapat kita temui di wilayah tersebut. Sifat ramah dan
mental pekerja keras dari suku Madura ini sangat selaras dengan warga kota
Surabaya dan dari Etnis serta suku yang lain sehingga menimbulkan kolaborasi
yang harmonis untuk menunjang sektor usaha kota Surabaya.
Begitulah Surabaya, dengan masyarakat
yang heterogen menjadi daya tarik yang mempesona. Pelaku usaha di kota surabaya
bersinergi menepis sekat-sekat suku, etnis, agama, bahasa dan budaya untuk
bersama-sama bersatu
dalam perbedaan menciptakan
kota ini sebagai kota yang layak menjadi prototype kota masa depan yang harmonis dan ramah.
Keberagaman bukan menjadi penghalang dan pemisah dalam berkehidupan, tetapi
justru menjadi perekat yang mempererat dalam segala aspek hingga menyentuh
mulai dari lapisan masyarakat marjinal hingga masyarakat menengah keatas. Itulah yang
dimaksud bersatu
dalam perbedaan.
#keberagamanmasyarakat
#keberagaman
Facebook: Sapawarga Kota Surabaya
Instagram: Sapawarga
Twitter: @SapawargaSby
0 komentar: